ANIMASI SITE PLAN - KTM CAHAYA BARU

November 28, 2008

Datang Jadi Sopir Pulang Bawa Franchise

Tidak semua perjalanan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri berujung dengan penderitaan. Banyak juga kisah sukses mengenai pahlawan devisa ini di berbagai Negara.

Sepuluh tahun mencari Dollar di negeri Paman Sam benar-nbenar menjadibahan pembelajaran bagi seorang Ali Assegaf. Mamak begitu ia sering disapa datang sebagai TKI mandiri ke Amerika Serikat, seperti kebanyakan pendatang di sana.

Dia pun bekerja serabutan, mulai dari sopir, buruh pabrik, hingga pegawai restoran pernah dilakoninya. Dari pengalaman kerja inilah, ia mengenal banyak orang dari pelbagai kalangan, termasuk para pejabat Konsulat Republik Indonesia di Los Angeles Kemampuan melobi dan pergaulannya yang luas sehingga ia dipercaya menjadi tenaga profesional di Indonesia Tourism Centre (ITC) selama 5 tahun. ITC sendiri lembaga promosi pariwisata di bawah Departemen Pariwisata RI yang berkantor di Konsulat Jenderal RI Los Angeles, California.

Selain itu, ia sempat mengelola usaha tiket bersama istrinya yang berkebangsaan Filipina. Bahkan pada tahun 90-an ia terhitung orang Indonesia pertama yang membuka usaha penjualan tiket. Tak heran, mulai para pejabat Konjen RI hingga TKI yang mau pulang ke tanah air, menjadi pelanggannya.

Tahun 2002 Ali memutuskan untuk pindah ke Indonesia, ia telah mengantongi izin pendidikan bahasa Inggris dari amerika yaitu English Language School Center (ELC). Dengan izin itu kini ia bisa membuka dan memberikan izin bagi siapa saja yang akan membuka kursus bahasa Inggris dengan kurikulum standar Amerika.

Kini sehari-hari ia mengelola kursus ELC di kawasan Jakarta Selatan. Untuk menjaga kualitas pengajaran tak tanggung-tanggung ia merekrut ekspatriat dari Eropa dan Amerika .

Kegundahan melihat nasib TKI membuat ia tergugah untuk mengadakan pelatihan peningkatan karir bagi mereka. Ia berencana membuat tiga modul pelatihan TKI, yaitu pelatihan TKI untuk Penata Laksana Rumah Tangga (PRLT), pelatihan TKI untuk babbysitter, dan pelatihan TKI untuk terapi kesehatan.

Dengan digulirkannya program ini diharapkan nanti TKI yang dikirim ke luar negeri naik martabatnya dan tidak selamanya menjadi PRLT. Peningkatan jenjang karir TKI ini status mereka pun berubah dari TKI informal ketika babysitter, mereka sudah menjadi TKI formal.

(Rahmat Saepulloh/jpnn)

sumber : http://www.karir-up.com/2008/11/datang-jadi-sopir-pulang-bawa-franchise/

Baca seterusnya........

November 14, 2008

TRANSMIGRASI MASA LALU

Pembangunan transmigrasi masa lalu penting dikemukakan disini mengingat acapkali kesalahan sejarah itu terulang kembali. Sehingga agar tidak terjadi kesalahan yang sama, maka pembangunan transmigrasi yang berwawasan tertentu harus dipelajari.

Kalau kita lihat sejarah istilah transmigrasi pertama kali dikemukakan oleh Bung Karno pada tahun 1927 dalam Harian Soeloeh Indonesia. Kemudian Egbert de Vries pakar berkebangsaan Belanda pada tahun 1934, selanjutnya Bung Hatta dalam Konferensi Ekonomi di Yogyakarta pada tanggal 3 Februari 1946.

Kemudian pada jaman pemerintahan Hindia Belanda kegiatan transmigrasi disebut kolonisasi, walaupun pada akhirnya Belanda juga mulai menggunakan istilah yang sering dikemukakan kedua tokoh founding father itu. Transmigrasi diartikan pada masa itu sebagai program pemindahan penduduk yang menyeberangi laut (trans), dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa. Dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pembangunan daerah-daerah di luar pulau Jawa.

Terlihat disitu bahwa pemerintah Indonesia menjelang kemerdekaan memutuskan untuk melanjutkan program tersebut dengan tujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia agar lebih kokoh lagi melalui berbauran antar etnis. Dan itu berlanjut sampai reformasi yang dimulai sejak tahun 1998.

DI ALAM KEMERDEKAAN

Yang menjadi landasan penyelenggaraan transmigrasi adalah langsung dari UUD-1945, kemudian dijabarkan dalam Keputusan Menteri, sehingga tujuan transmigrasi terkesan menjadi sangat luas. Kemudian pada tahun 1960 berhasil dirumuskan PERPU Nomor 29, tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan Transmigrasi. Dalam PERPU tujuan penyelenggaraan transmigrasi dibatasi atau dipersempit pada hal-hal yang menyangkut: keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat dan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan jalan :

Membuka sumber-sumber alam dan mengusahakan tanah secara teratur;
Mengurangi tekanan penduduk di daerah-daerah padat penduduk dan mengisidaerah kosong atau tipis penduduk.

DI ERA REFORMASI DAN LIBERALISASI

Pada era reformasi dan liberalisasi bentuk pemerintahan berwujud menjadi otonomi daerah. Satu tahun menjelang era reformasi dan liberalisasi tersebut lahirlah Undang-Undang R.I. Nomor 15 Tahun 1997, tentang Ketransmigrasian.

Dalam undang-undang tersebut penyelenggaraan transmigrasi ditujukan untuk meningkatkan kesejaheteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa. Tujuannya lebih disederhanakan agar daerah (otonomi) dapat mengembangkan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan itu hanya bingkai pembatas, di dalamnya harus berkembang sesuai kondisi masing-masing daerah. Kondisi yang beragam harus dilihat sebagai suatu hikmah. Tujuan ketahanan dan pertahanan tidak dimasukkan karena dianggap sudah terwakili dalam tujuan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan tidak akan popular di alam reformasi.

Dalam penyelenggaraan pembangunan transmigrasi, pasal mengenai kesatuan dan persatuan bangsa, tidak pernah terlewatkan. Artinya itulah yang menjadi esensi dari penyelenggaraan transmigarsi, karena kondisi negara dan bangsa yang masih bercerai-berai, yang memerlukan ikatan-ikatan atau perekat-perekat yang kuat dari lubuk hati yang dalam yang mampu mempersatukan kita sebagai bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

sumber : http://bto.sisfo.net/tentang/sejarah.php

Baca seterusnya........
FEEDJIT Live Traffic Map FEEDJIT Live Traffic Feed FEEDJIT Recommended Reading

Blogspot Template by Isnaini Dot Com